Minggu, 19 Oktober 2008

2030, Kanker Ancam Negara Berkembang

JAKARTA, SENIN - Penyakit kanker sebagai salah satu penyebab kematian diperkirakan akan semakin meningkat angka kejadian atau prevalensinya di dunia pada 2030. Yang memprihatinkan, peningkatan angka kejadian terbesar justru akan terjadi di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia.

Ancaman akan terjadi peningkatan kasus penyakit kanker telah diungkapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) maupun Uni Internasional Terhadap Kanker (UICC). Pada tahun 2030 akan diprediksi terjadi peningkatan angka kejadian kanker dan orang yang hidup dengan kanker kurang lebih hingga tiga kali lipat," ungkap Kepala Departemen Radiasi Onkologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Soehartati Gondhowiarjo MD, PhD, di sela-sela pembukaan Regional Training Course on Quality Audit in Radiation Oncology (QUATRO) di Jakarta, Senin (13/10).

Soehartati menuturkan WHO memperkirakan angka kejadian kanker bakal meningkat dari 11 juta menjadi 27 juta, dan kematian akibat kanker dari 7 juta menjadi 17 juta, sehingga akan didapatkan 75 juta orang yang hidup dengan kanker pada 2030 nanti,Ia menambahkan, di tahun-tahun mendatang, kanker akan menjadi problem kesehatan serius khususnya bagi negara-negara berkembang, dengan peningkatan angka kejadian hingga 70 persen.

"Yang lebih menyedihkan, peningkatan tertinggi akan terjadi di negara berkembaang termasuk Indonesia. Sehingga pada saatnya nanti, bila tidak dilakukan pencegahan dan deteksi dini yang baik, penyakit kanker akan menjadi beban sangat besar bagi perekonomian baik keluarga maupun negara," imbuhnya.Masalah kanker, lanjutnya, bukanlah tanggung jawab satu lembaga, tetapi merupakan masalah bersama yang harus ditangani pemerintah, kalangan medis, masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait lainnya.

"Kita harus bahu-membahu untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker. Perlu ada kerjasama di antara semua unsur untuk mengatasi masalah ini," ujar Soehartati.Ia berpesan, masyarakat sebaiknya semakin waspada dan mulai menerapkan gaya hidup sehat guna menghindari risiko kanker.

"Mari kita sama-sama mencegah kanker karena 43 persen kanker dapat dicegah dengan hanya menerapkan pola hidup sehat. Hindari infeksi, jangan menghisap tembakau, konsumsi sayuran dan buah-buahan serta aktivitas olahraga yang rutin," terangnya.

Yang tidak kalah penting, lanjut Soehartati, adalah kesadaran akan deteksi atau memeriksakan gejala kanker sejak dini karena dengan penanganan lebih dini akan memperbesar peluang kesembuhan. "Peningkatan awareness tentang deteksi dini kanker dapat memutus rantai kanker itu sampai tidak menjadi suatu masalah yang rumit," tandasnya.

Tidak ada komentar: