Sabtu, 22 November 2008

Alergi Tak Bisa sembuh sendiri

Risiko terkena alergi lebih tinggi hingga 50 persen bila kedua orang tua mengidap Alergi , siapa yang tak mengenal kata itu.



Kata ini boleh dibilang akarab di telinga kita di kehidupan kita sehari-hari. Terlebih bagi kristin, ibu dari tiga orang anak yang berkerja di instansi pemerintah di Jkaarta Pusat. Saat pagi datang bersinpun menghampirinya. Belum jika pembantu menyapu di sekitarnya.



Mendadak sontak iapun berbangkis tak henti-henti ”Meler sih Nggak, ya, cuma bersin-bersin aja. Ribet kalau lagi gendong si kecil keluhnya.



Hal yang sama dialami oleh lina, 26 tahun, karyawati di perusahaan media di Jakarta. “Gue alergi debu dan juga punya asma. Makanya setiap minggu seprei kudu diganti, kalau nggak, bisa bengek gue,”ucapnya. Bagi kristin dan lina, alergi yang dialami mereka sejak usia belia bukanlah hal yang serius dan mengkhawatirkan . “ngapain ke DOKTER? Paling obatnya itu-itu saja.



Didiamin saja ntar juga hilang” begitu pengakuan keduanya.Kesadaran masyarakat indonesia terhadap alergi memang masih rendah. Tak jarang mereka menganggap alergi merupakan penyakit biasa yang bis sembuh sendiri tanpa di OBATI. Padahal, jika tidak diobati secara intensif dan tepay, alergi dapat menjadi ancaman bagi kehidupan seseorang mengingat orang menderita alergi lebih sensitif dan emosi mudah terpengaruh.



Hal itu diungkapkan oleh Dr Iris Rengganis, SpPD, KAIdalam Perbincangan yang bertema “ Jangan Abaikan Alergi “ di Hotel Le Meredien Jakarta, ahli dari divisi alergi dan imonologi klinik Departement ilmu penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah sakit Cipto mangkukusumo, Jakarta. Ini mengungkapkan penanganan yang tidak terpat pada alergi dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain yang lebih berbahaya.



Alergi merupakan reaksi menyimpang dari tubuh yang berkaitan dengan peningkatan kadar imonoglobulin E, yang merupakan suatu mekanisme sistem imun. Zat yang menimbulkan reaksi alergi dinamakan alergen. Menurut dokter teladan Jakarta Selatan a988 ini, masuk ketubuh melalui berbagai saluran yang ada dalam tubuh. Misalnya saluran napas (inhanlan), saluran cerna (ingestan), suntikan (injektan), atau menempel pada kulit (kontaktan).



“Alergi muncul dipengaruhi oleh dua faktor yaitu genetik dan lingkungan sebagai faktor Eksternal tubuh” Gejala alergi yang kerab kita jumpai, yakni bersin-bersin dipagi hari, yang sering disebut rinitis, gatal-gatal di kulit (urtikaria); asma; mata bengkak; dan berair, serta gatal-gatal telinga bagian dalam.



Iris menyatakan alergi bukanlah penyakit menular melainkan penyakit turunan. Dari data yang ada menyebutkan persentase seseorang terkena alergi lebih tinggi hingga 50 persen bila kedua orang tuanya mengidap alergi sementara itu, bagi pasien yang salah satu orang tuanya mengidap alergi, peluangnya sekitar 30 persen. “Sementara yang bukan karena genetik mencapai 10-15 persen” ia menambahkan.



Menderita akibat alergi juga dialami oleh model dan presenter cantik Arzeti Bilbina Setyawn. Ibu tiga anak ini mengaku alergi terhadap makanan laut dan minuman berackohol. Dalam sebuah perjalanan untuk peragaan busana. Ke Eropa ia sempat dibikin repot oleh alergi yang dideritanya . “waktu dipesawat aku ditawari winw. Dengan cuek aku minum aja eh bangun-bangun badan bengkak-bengkak tutur perempuan yang biasa di sapa Zeti ini.



Namun pengalaman yang menyedihkan buat Zeti ketika ia harus menelan air liur karena alergi terhadap makanan laut. Beruntung ia memiliki jurus jitu sehingga masih bisa mencicipi kelezatan udang dan kepiting “aku selalu minum Incidal sebelum makan Seafood. Dan ternyata badanku baik-baik saja” ujarnya.



Dalam pengobatan untuk alaergi, Iris menyebutkan perlu penanganan yang tepat. Yang paling mudah dengan antishistamin, yang merupakan pengobatan farmakoterapi. Jika tidak kunjung sembuh, pengobatan yang lebih intensif sebaiknya dilakukan pasien dengan petunuk dokter “ada dua tes untuk melihat alergi tes tusuk kulit dengan 24 tusukan atau dengan tes darah yang bertujuan untuk melihat imunoglobulin E-nya ucapnya.



Namun, ia menambahkan untuk tes tusuk kulit tidak dapat dilakukan oleh pasien yang memiliki alergi tekanan. Maka tes dengan darah sangat dianjurkan memang lebih mahal, tapi paling aman ujar iris. Untuk pengobatan Farmakologi ia menganjurkan agar paien tidak mengkonsumsi obat steroid. Sebab obat yang mengandung steroid atau yang mengandung hormon memiliki efek samping yang berbahaya.



Salah satu cara ampuh agar anak-anak bisa terhindar dari alergi dengan membiasakan mereka hidup dilingkungan yang tidak terlalu steril. Sehingga daya tahan tubuh anak akan lebih kebal karena imun telah terbentuk lebih bagus, jadi jangan biarkan lingkungan menjadi lingkungan alergi sejak kecil.



Untuk mengurangi gejala alergi dibutuhkan tambahan suplemen yang dapat memperbaiki fungsi jalur pernafasan dengan mengkonsumsi calcium 1 dan cordiceps. Calcium di konsumsi 1 sashet 1X hari sekali dengan cara dibagi dua sesudah makan dan konsumsi cordiceps micellium 1x3 setiap hari dan ini dikonsumsi setelah makan penyembuhan dapat bertahap dikarenakan sistem pernafasan diperbaikisampai ke paru paru pasien ini sangat membantu sekali untuk lebih jelas bisa menhubungi eddy wibowo telp +628151403215 indosat atau 021 71469047

Tidak ada komentar: